Saturday, January 26, 2013

Restoran Ole Olang Madura

Madura mulai dikenal wisata kulinernya selain wisata pantai. Ole Olang, begitu nama restoran ini. Mungkin kebanyakan orang hanya mengenal Bebek Sinjay sebagai makanan paling enak di Madura. Tetapi jangan salah, rumah makan ini menyajikan makanan yang tak kalah enak dengan sajian seafood sebagai menu utamanya.
  
    Restoran ini terbilang istimewa, tidak cukup dengan menu seafood khas Maduranya tetapi juga lokasinya yang berada di pinggir sawah membuat betah berlama-lama disana. Tak perlu khawatir dengan panasnya pulau Madura, karena restoran ini memiliki minuman khas yang sangat menyegarkan, Es Timun Poco-Poco dan Es Ole Olang.
    Es Timun Poco-Poco terbuat dari air perasan lemon dan serutan timun. Sedangkan Es Ole-Olang terbuat dari air perasan jeruk, madu, dan susu. Kedua minuman ini tidak menggunakan bahan kimia apapun dan kabarnya sangat ampuh untuk mengobati panas dalam.

    Dengan bumbu khas Indonesia, Kakap Bumbu Cabe Hijau enak sekali dimakan dengan nasi atau tanpa nasi. Gurih rempah, pedas cabe hijau, dan lembutnya daging ikan kakap menyatu. Well done!

   Ayam Songkem Goreng Kremes. Entah memang begitu atau hanya saat saya makan saja, ayamnya terlalu keras padahal yang digunakan adalah ayam kampung yang seharusnya berdaging lunak. Bumbu yang digunakan cukup enak apalagi dipadukan dengan sambel pencit.

   Kepiting Asmara. Asmara ternyata singkatan dari "Asam Manis Madura". Ya, kepiting ini memang sangat bercita rasa Madura. Asam yang kuat, manis, gurih, dan pedas. Tampilannya yang menggugah selera tidak menipu, makanan ini layak dicoba.

   Restoran Ole Olang sendiri berlokasi tak jauh dari lokasi kuliner-kuliner ternama Madura lainnya. Berada di bilangan Raya Ketengan, rumah makan ini cukup mudah ditemukan.


Restoran Ole Olang
Jl. Raya Ketengan KM 3 Bangkalan Madura
031-3091844


Friday, January 25, 2013

7 Best Photos of CLS Knights


Berikut adalah foto-foto CLS Knights hasil jepretan saya yang terbaik:

1. Standing for Their Hometown Heroes.

    Boom! Begitulah kira-kira suara sorakan penonton yang memadati DBL Arena malam itu (20 Okt 2012) saat Febri Utomo berhasil memasukan lay up melalui umpan dari Dwi Haryoko untuk menyamakan kedudukan.

2. 3 Second Left in The Shotclock.
    Tembakan ajaib, begitulah tepatnya bagaimana tembakan ini. Kelly Purwanto memaksa Febri Utomo untuk mematikan bola dan melakukan pivot-pivot untuk lolos dari penjagaan. Bukannya melakukan passing, Febri justru menembakan bola tersebut karena Kelly terkecoh ke arah sebaliknya, shotclock pun tidak banyak tersisa dan tembakan ini masuk!

3. 180 Degrees
    Bermanuver ke kanan, kiri, langsung ke depan atau berbalik, Andrie Ekayana selalu punya cara untuk menembakan bola atau sekedar mengoper bola. Indah!

4. Fly
     Tak jarang Sandy melakukan drive dan melayang seperti pada foto ini saat lawan menjaganya ketat agar tak menembak tiga poin.

5. I Could Do the Dunk
    Tak terima melihat Freddy Chen terus-terusan melakukan dunk, Ibnu Jamil juga ingin melakukan dunk dan sukses dengan bantuan Dwi.

6. Happy Birthday Boss
    Momen selebrasi juara ini ditambah dengan foto-foto perjalanan CLS Knights, Surabaya Fever, dan CLS Knights Junior sebagai mozaiknya untuk kado ulang tahun Managing Partner, Christopher Tanuwidjaja.

7. Yeaaah!
    Andrie Ekayana saat itu sedang dibekap cedera tak bisa membantu banyak untuk meraih kemenangan, sebagai gantinya ia menjadi tutor untuk Sandy di lapangan. Saat CLS Knights berhasil mengalahkan Pelita Jaya di semifinal musim pertama NBL Indonesia, Yayan langsung menggendong Sandy saking bahagianya.

Thursday, January 24, 2013

Mercusuar Bangkalan (Madura Trip part 1)

    Mercusuar, berfungsi sebagai alat bantu navigasi kapal dan sebagai penanda laut dangkal. Di Indonesia jumlahnya semakin berkurang, begitu juga di dunia karena fungsinya sudah beralih ke GPS.
    Berawal dari ajakan seorang teman dan untuk makan bebek Sinjay khas Madura, berlanjut mengunjungi Mercusuar Bangkalan. Mercusuar ini cukup mudah dijangkau dari Surabaya melalui jembatan Suramadu. Perjalan ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam.
    Sesampainya di lokasi kami disuguhi pemandangan pohon besar yang sudah roboh. Cukup membingungkan, karena yang kami tahu dari Google, ada pagar di bagian itu. Setelah bertanya dengan penjaga, ternyata pagar tersebut dicuri beberapa hari lalu dan pohon tersebut dirobohkan sebagai pengganti pagar. Alhasil, kami masuk melalui sela-sela pohon di samping.
      Di gerbang mercusuar terdapat papan peraturan untuk memasuki menara suar yang mungkin tak dihiraukan oleh sebagian orang. Mercusuar yang memiliki tinggi kurang lebih 60 meter ini berdiri sejak 1,5 abad yang lalu, 1879! Ya, mercusuar ini merupakan bangunan peninggalan Belanda. Di bagian atas pintu masuk tertulis "Dalam pemerintahan Z.M. Willem III Raja Belanda" kurang lebih seperti itu dan dalam bahasa Belanda.


    Mercusuar ini berdinding baja, skrup mengelilingi setiap ruasnya, dan terdapat lorong tak berlantai di bagian tengah sehingga dapat melihat ke lantai paling atas, begitu juga sebaliknya. 16 lantai, mercusuar in cukup melelahkan bila terlampau cepat menaikinya. Setiap anak tangga terbuat dari baja dan ada satu anak tangga yang hilang di lantai ke-sekian. Terdepat dua jendela di setiap lantai yang memandang ke arah berlawanan, sehingga pemandangan di setiap lantainya berbeda.
     Setibanya kami di lantai 16; horizon, langit biru, gradasi air laut, angin kencang dan hijaunya pepohonan di bawah melenyapkan rasa lelah menaiki tangga. Akan sangat indah apalagi berada di puncak ini saat sunset.
     Untuk masuk ke Mercusuar bangkalan anda cukup membayar Rp 2000 tiap orangnya dan Rp 3000 untuk parkir mobilnya. Setelah lelah naik-turun mercusuar, anda dapat bersantai dan makan rujak khas madura yang dijual di luar area mercusuar.

Thursday, January 17, 2013

Thirteenth in The Twenty First Century (Late Post)


Terjebak di tengah-tengah konvoi sepeda motor yang menggeber knalpot "brong"-nya, bukanlah sesuatu yang bagus untuk sebuah penutup tahun yang indah. Menjemput Ibu di tempat kerjanya yang berada di tengah kota membuatku berkali-kali menghela nafas.
    Sesampainya dirumah, aku tak membuang waktu. Mengabadikan kembang api dari genteng rumah sudah menjadi keinginan sejak awal tahun dan kali ini tak boleh terlewatkan.
    Pukul sebelas lebih tiga puluh menit dan kembang api mulai menghiasi langit. Kameraku mulai bekerja menangkap momen sekali dalam setahun tersebut.


    Hasilnya memang tak begitu memuaskan, tapi pemandangan yang kulihat malam itu benar-benar...ah amazing! Harapan demi harapan di tahun 2013 juga tak lupa kupanjatkan.
Happy new year!

Wednesday, January 16, 2013

Selamat Datang

Selasa 23:05, 15 Januari 2013   
Setelah berpikir keras selama berhari-hari, berminggu-berminggu, bertahun-tahun, berabad-abad, (oh maaf, ternyata umur saya sendiri baru 19 tahun) akhirnya saya memutuskan untuk membuat akun blog ini, dengan judul "Through the Lens".
    Mengapa saya ambil judul ini, karena apa yang nantinya akan ada disini adalah semua foto yang berjalan melalui lensa dan kamera saya. Basket, travel photography, hingga apa saja yang nantinya saya lihat di kehidupan sehari-hari.
    Ah iya, sepertinya saya harus memperkenalkan diri. Saya, Yoga Prakasita atau biasa lebih dikenal @yprakasita di twitter. Berumur 20 tahun pada 7 Agustus 2013 nanti. Saya sedang menjalani kuliah jurusan akuntansi di Universitas Surabaya. Sedang menjalani karir sebagai fotografer CLS Knights selama hampir 2 tahun. Nggak cuma fotografer basket tapi juga fotografer makanan, wedding, dll, jadi buat siapa aja yang butuh jasa fotografi silahkan menghubungi saya (malah iklan).
    Melalui blog ini diharapkan dapat menginspirasi siapa saja yang mengunjungi dan menikmati hasil jepretan kamera saya. Kritik dan saran sangat diterima di kolom komentar nantinya. Sekian pembuka dan perkenalannya, thank you and keep visiting this blog! :D